Jumat, 11 April 2014

Rangkuman

Aspek Geometrik
Peta memiliki fungsi untuk menunjukan posisi atau lokasi relative suatu tempat. Pembuatan konstruksi peta merupakan bagaian penting pada pekerjaan pemetaan. Aspek geometric berhubungan langsung dengan permasalah posisi suatu tempat terhadap suatu referensi tertentu. Ada beberapa tinjauan yang digunakan mengenai aspek geometric dalam penghitungan sistem proyeksi yang akan digunakan :
v  Teoritis :
Aspek geometrik berhubungan dengan transformasi matematis koordinat geografi pada permukaan bumi ke koordinat proyeksi bidang datar.
v  Praktis :
Aspek geometric berhubungan dengan pembuatan konstruksi/jaringan dari kerangka geometrik peta.

Koordinat
1.    lintang ( latitude = φ ) , yang merupakan suatu titik dengan panjang busur yang diukur pada suatu meridian dihitung dari ekuator sampai ke paralel yang melalui titik tersebut.
2.    bujur ( longitude = λ ) , merupakan suatu titik yang diukur pada suatu garis paralel antara meridian titik pengamatan dengan meridian nol (meridian Greenwich).
3.    Koordinat Geografis titik P (φ , λ),Besaran harga lintang (φ ) dihitung mulai dari titik P sepanjang garis meridian sampai berpotongan dengan garis ekuator ; besaran harga bujur (λ) dihitung mulai dari perpotongan garis meridian dari titik P dengan ekuator, sampai dengan perpotongan garis ekuator tersebut dengan meriadian nol.

Koordinat proyeksi :
pada koordinat ini terdiri dari koordinat suatu titik dinyatakan dengan besaran absis (X) dan ordinat (Y). Titik Nol sistem koordinat adalah pusat bumi, dan sumbu-sumbu sistem koordinatnya terikat ke bumi.

Proyeksi Peta
Proyeksi peta merupakan transformasi sebuah peta dengan menggunakan rumus matematis tertentu. Proyeksi peta adalah model matematik untuk mengkonversi posisi tiga dimensi suatu titik di permukaan bumi ke representasi posisi dua dimensi di bidang peta.

Jenis Proyeks
a.Proyeksi kerucut, bidang proyeksinya adalah bidang kerucut dimana suatu kerucut diletakan pada bumi dan menyinggung bola bumi sepanjang suatu lingkaran.Proyeksi silinder, bidang b.proyeksinya bidang silinder dimana suatu silinder diletakan pada bumi dan kemudian didatarkan.
c.Proyeksi azimuthal (zenithal), bidang proyeksinya bidang datar.



Pemilihan Sistem Proyeksi Peta           
Berdasarkan sistem proyeksi peta, pemilihan suatu sistem proyeksi peta adalah berdasarkan: 
1.    posisi daerah.
2.    bentuk daerah.
3.    ukuran daerah.
4.    serta kegunaan peta bersangkutan.

Proyeksi Transverse Mercator (Tm)
Proyeksi Transverse Mercator adalah proyeksi silinder transversal yang bersifat konform. Pada proyeksi ini secara geometris silindernya menyinggung bola bumi pada sebuah meridian yang disebut meridian sentral (meridian tengah).


Sistem Grid Universal Transverse Mercator (Utm)
Universal Transverse Mercator yang merupakan modifikasi dari sistem proyeksi Transverse Mercator dimana yang menjadi acuan adalah sistem grid.  Ciri-ciri dari sistem grid UTM adalah:
1.    Sistem grid UTM adalah sistem grid yang bersifat universal, membagi seluruh wilayah permukaan bumi menjadi 60 bagian yang disebut sebagai zone UTM. Masing - masing zone UTM dibatasi oleh 2 buah meridian dengan lebar 60 bujur dan 80 lintang.
2.    Zone UTM diberi nomer yaitu zone 1 antara 1800 BB sampai 1740 BB terus kearah timur sampai zone 60 antara 1740 BT sampai 1800 BT. 
3.    Batas lintangnya adalah 800 LS dan 840 LU ke arah utara dengan kode huruf C berturut-turut ke utara sampai dengan huruf X untuk Lintang Utara 720– 840.
4.    Setiap zone UTM, bidang proyeksi silinder tidak menyinggung permukaan bumi, tetapi memotong bumi. 
5.    Masing-masing zone mempunyai koordinat sendiri yaitu titik potong meridian sentral dengan garis ekuator yang disebut sebagai titik nol sejati (true origin ).  
6.    Dalam sistem grid metrik, meridian sentral diberi absis fiktif sebesar 500.000 meter Timur (mT), sedang untuk ordinat, agar tidak dijumpai harga negatif maka di sebelah selatan ekuator diberi ordinat sebesar 10.000.000 meter Utara (mU), disebelah utara ekuator diberi ordinat 0 meter Utara (mU).


Sistem Proyeksi Peta Tm Di Indonesia
Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) 
Peta Dasar Nasional yang diterbitkan oleh Bakosurtanal merupakan suatu seri peta yang meliputi seluruh daerah Indonesia, terdiri dari beberapa skala peta yaitu 1:25.000, 1:50.000, 1:100.000, 1:250.000. Sistem proyeksi yang digunakan adalah Transverse Mercator dengan lebar zone 6° serta sistem grid UTM.

Peta Dasar Nasional
Muka peta seri peta rupa bumi Indonesia (Peta Dasar Nasional Indonesia) dibatasi atau  menggunakan garis tepi peta dalam bentuk gratikul. Pada setiap ujung peta dicantumkan koordinat geografis (lintang dan bujur) dan juga koordinat kartesian hasil transformasi dari koordinat geografis ke koordinat proyeksi Transverse Mercator (TM).
Gambar koordinat Indonesia

Konstruksi Peta
v  Grid
garis-garis pada muka peta yang tergambar saling tegak lurus, penyajian garis grid pada muka peta dan garis tepi peta lebih banyak digunakan pada peta-peta skala besar. Pada konstruksi ini bentuk garis - garis pada peta tegak lurus, yaitu sumbu x yang vertikal dan sumbu y yang horizontal

v  Graticule 
garis-garis pada muka peta yang tergambar tidak saling tegak lurus, dan perpotongannya merupakan koordinat geografis. Penyajian garis graticule pada muka peta dan garis tepi peta lebih banyak digunakan pada peta-peta skala kecil. 
v  Skala Peta
Skala peta merupakan perbandingan jarak di peta dengam jarak sebenarnya dilapangan, pemilihan skala peta bergantung pada penggunaan peta. Ada beberapa klasifikasi skala peta diantaranya :
1.    Skala Besar
skala 1 : 1000 sampai dengan peta skala 1 : 10.000
2.    Skala Sedang
skala 1 : 25.000 sampai dengan skala 1 : 50.000
3.    Skala Kecil
Skala 1 : 100.000 sampai skala 1:500.000 atau lebih




Tidak ada komentar:

Posting Komentar